Meneladani Kerendahan Hati dan Kasih Yesus – By Hema Nasrani

Meneladani Kerendahan Hati dan Kasih Yesus – By Hema Nasrani

 

Meneladani Kerendahan Hati dan Kasih Yesus

Meneladani Kerendahan Hati dan Kasih Yesus

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.”

Filipi 2:5 TB

Contoh yang Layak Diikuti

Yesus diam berdiri di hadapan 600 orang yang menelanjangi-Nya, meludahi-Nya, memukuli-Nya, dan mengolok-Nya. Ia berdiri di sana saat mereka menganyam mahkota duri dan menancapkannya di kepala-Nya. Dia melihat saat mereka membuang undi untuk pakaian-Nya. Dia ditolak, dituduh, dipukul, ditelanjangi, dan disalib—dan Dia menanggung semuanya dengan kerelaan, karena kasih.

Bayangkan kita punya kuasa dan otoritas yang tak terbatas, dan menyerahkan semuanya. Bayangkan mengorbankan nyawa kita dengan rela agar orang lain bisa mengalami kasih Tuhan yang dalam dan tak bersyarat. Inilah yang diteladani Yesus bagi kita.

“yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”

Filipi 2:6-8 TB

Yesus tahu bahwa pengorbanan tanpa pamrih lebih penting daripada keegoisan. Ia tahu bahwa kerendahan hati lebih besar daripada kesombongan. Dan Ia tahu bahwa menaati Bapa akan menuntun kita kepada kebebasan dan kemuliaan-Nya.

Yesus memberi teladan dalam kerendahan hati dengan mengorbankan nyawa-Nya agar kita bisa mengenal kasih Tuhan secara pribadi. Dan jika kita berkata bahwa kita mengikuti Yesus, maka kita perlu memiliki sikap dan gaya hidup yang sama dengan Yesus. Namun kita hanya bisa melakukan ini saat kita bersatu dalam Yesus sembari mengikuti teladan-Nya bersama-sama.

Jadi, bagaimana kita tetap bersatu? Kita menunjukkan kasih kepada satu sama lain. Dan bagaimana kita menunjukkan kasih kepada sesama? Dengan memikirkan orang lain terlebih dahulu, dan memilih untuk tidak menyimpan kepahitan. Kasih sejati memerlukan kerelaan untuk melepaskan kesombongan, dan melayani tanpa pamrih.

“Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”

Yohanes 15:12-13 TB

Ayat ini kembali mengingatkan saya kepada siapa teladan yang harus saya ikuti selama hidup ini. Tuhan Yesus adalah satu-satunya teladan yang paling tepat untuk saya ikuti. Karena Ia sudah terlebih dahulu melakukan apa yang Ia kehendaki. Untuk kehendak-Nya agar saya mengampuni orang yang menyakiti saya, Ia sudah terlebih dahulu mengampuni saya. Untuk kehendak-Nya mengasihi sesama, Ia sudah terlebih dahulu mengasihi saya. Untuk kehendak-Nya untuk menjadikan semua bangsa murid, Ia pun sudah terlebih dahulu memuridkan para Rasul. Bahkan untuk kehendak-Nya agar saya rela memberikan nyawa saya kepada orang yang saya kasihi, Ia sudah terlebih dahulu memberikan nyawa-Nya untuk saya. Ini yang akan selalu saya ingat dalam hati dan pikiran saya, bahwa selama hidup, Tuhan Yesus haruslah menjadi teladan utama saya.

Tuhan Yesus memberkati dan selamat istirahat. (HEMA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *